Jumat, 04 Desember 2015

pengaruh filsafat Islam terhadap Renensans



     Pengaruh Filsafat Islam Terhadap Rainensans.

Ranensans berasal dari kita Re dan Neite dan yang dapat di artikan manusia terlahir kembali sebagai manusia yang bebas (humanisme) setelah lama berada dalam jeratan doktrin-diktrin gereja. Kemerdekaan sebagai manusia didapatkan dari perjuangan Rasionalisme memerangi doktrin-doktrin gereja. Dibalik kemerdekaan ini tentu ada tokoh-tokoh pra-revolusioner dan factor exsternal dari bangsa lain yang melatarbelakanginya. Salah seorang tokoh yang paling berpengaruh dalam kelahiran rainensans adalah Ibnu Rusd (1126-1198 M), beliau lahir di Cordova, dimana kota ini pada saat itu menjadi kota tempat berkumpuknya para cendikiawan dan orang-orang ternama, kegemilangan Ibnu Rusd tidak trlepas dari sosok seorang gurun yaitu  Ibnu Thufail, ia juga yang memperkenalkan Ibnu Rusd kepada khalifah Abu Ya’qub Yusuf (1163-1184 m) dari dinasti Muwahihdun di Marakesy yang juga menyukai filsafat. Pada pertemuan itu khalifah meminta Ibnu Rusd untuk menerjamahkan ulang karya-karya Aristoteles, karena merasa kesulitan memahami terjemahan lama yang di anggap masih buruk dan akhirnya di terjemahkannya atas suruhan Ibnu Thufail.  Namun setelah wafatnya Abu Ya’qub Yusuf ia di gantikan oleh anaknya Abu Ya’qub Al-Mansur (1184-1199 M). Pada tahun 1195 M terjadi kegoncangan dikalangan kaum agama(fuqaha) mereka menentang filsafat, mereka beranggapan bahwa kegiatan berfikif berbahaya bagi Aqidah Islam. Akibatnya Ibnu Rusd di asingkan ke Lucena (perkampungan yahudi), semua karya-karya Ibnu Rusd dibakar kecuali tulisan-tulisan dibidang Kedokteran, Matematika dan Astronomi.
            Di Lucena Ibnu Rusd di terima baik oleh murid-muridnya disini beliau kembali melakukan aktivitasnya dan muridnya  juga semangkin banyak, mereka berasal bukan hanya dari kalangan umat islam saja tetapi juga berasal dari yahudi dan nasrani. Maka tidak heran setelah ini banyak muncul karya-karya Ibnu Rusd yeng berasal dari tulisan Latin dan Yahudi sedangkan karya-karya yang Berbahasa Arab telah habis dibakar. Dalam waktu yang sangat singkat karya Ibnu Rusd muncul di beberapa tempat di eropa, diperkirakan tindakan penyelamatan ini dilakukan oleh murid-muridnya yang simpati terhadap pemikiran beliau. Buku-buku Ibnu Rusd yang berbahasa Arab di bawa ke Universitas teledo dan Palermo (yang menjadi pusat penerjemahan pada waktu itu), melalui kegiatan penerjemahan dan pencetakan yang dilakukan oleh muridnya yang berasal dari berbagai pelosok eropa dan orang yahudi akhirnya karya Ibnu Rusd berkembang, bahkan menjadi bacaan wajib bagi Universita-Universitas di barat pada saat itu.
            Pengaruh Ibnu Rusd di Eropa tidak masuk secara langsung, tetapi melalui murid-muridnya berasal dari penjuru seluruh eropa yang pernah belajar di Spanyol, mereka di kenal dengan istilah Averroisme yang mulai digunakan pada tahun 1270 M. Di Eropa Ibnu Rusd dikenal sebagai “komentator Aristoteles” yang membawa semangat rasionalisme dan pencerahan dalam kehidupan mereka dan akhirnya membuka ide barat untuk mengembangkan gagasan Rasional yang meransang dinamika berfikir yang objektif menurut logika. Pengaruh Filsafat islam yang mengutamakan harmonisasi antara akal dan wahyu dan pentinya memahami ayat tuhan, meransang mereka untuk menjadi semangkin kristis terhadap dokma-dokma gereja dan menimbulkan rasa kekecewa terhadap agama sehingga membuat mereka berpemahaman positivisme yang memandang ilmu dari alam adalah pengetahuan yang benar (empiris) yang membut mereka semangkin sekuler dengan agama.
            Lahirnya ilmu sains dan kemajuan barat pada abad ke 12 membuat dominasi kaum feodalisme dan gereja semangkin luntur. Perkembangan peradaban dan pemikiran yang pesat pada saat itu menjadikan meraka sebagai manusia yang modern dan menghargai Hak asazi manuisa.